Buah
Apel ini sudah banyak dikenal masyarakat memiliki manfaat bagi kesehatan
manusia. Banyak penelitian mengungkapkan, bahwa seperti buah-buahan lainnya,
apel kaya akan serat, fitokimia dan flavonoid. Khusus untuk kandungan flavonoid
berdasarkan penelitian di Institute Kanker Nasional Amerika Serikat apel
memiliki kandungan tertinggi dibandingkan dengan buah lainnya. Zat ini, menurut
laporan tersebut, mampu menurunkan risiko kena penyakit kanker paru-paru sampai
50 persen. Selain itu untuk kaum pria, hasil penelitian Mayo Clinic di Amerika
Serikat pada tahun 2001 membuktikan bahwa quacertin, sejenis flavonoid yang
terkandung dalam apel, dapat membantu mencegah pertumbuhan sel kanker prostat Dibandingkan
dengan buah lainnya dan sayuran, apel mengandung vitamin C yang tidak seberapa,
tetapi kaya dengan senyawa antioksidan lainnya. Senyawa Fitokimia yang
terkandung di dalam apel berfungsi sebagai antioksidan yang melawan kolesterol
jahat (LDL, Low Density Lipoprotein), yang potensial menyumbat pembuluh darah.
Antioksidan akan mencegah kerusakan sel-sel atau jaringan pembuluh darah. Pada
saat bersamaan, antioksidan akan meningkatkan kolesterol baik (HDL, High
Density Lipoprotein), yang bermanfaat untuk mencegah penyakit jantung dan
pembuluh darah.
Tidak
hanya itu, kandungan pektin (serat larut yang dikandung buah-buahan dan
sayuran), telah diteliti dan terbukti menurunkan kadar kolesterol di dalam
darah. Secara spesifik pada sebuah penelitian awal, terbukti bahwa dalam apel
ditemukan asam D-glucaric yang bermanfaat mengatur kadar kolesterol. Jenis asam
ini mampu mengurangi kolesterol sampai 35 persen. Kadar kolesterol yang terjaga
dan zat antioksidan akan melindungi tubuh dari serangan jantung dan stroke. Ini
terbukti pada sebuah studi di Finlandia tahun 1996, bahwa orang yang pola
makannya mengandung fitokimia, berisiko rendah untuk kena penyakit jantung.
Penelitian lain, sebagaimana dikutip the British Medical Journal mengungkapkan
bahwa apel juga mencegah terjadinya stroke.
Manfaat
lain yang didapatkan dari buah apel adalah kandungan Zat fitokimia yang
terdapat pada kulit apel. Zat ini, menurut sebuah penelitian di Cornell
University Amerika Serikat, bermanfaat menghambat pertumbuhan sel kanker usus
sebesar 43 persen. Fitokimia dan flavonoid secara bersama-sama dilaporkan juga
menurunkan jumlah kejadian kanker paru-paru. Sementara itu, sebuah penelitian
lain di Welsh, Inggris, menunjukkan bahwa konsumsi buah apel secara teratur
akan membuat paru-paru berfungsi lebih baik. Para peneliti yakin fungsi
pernapasan akan lebih baik karena kandungan fitokimia di dalam apel meredam
efek negatif oksidan yang merusak organ tubuh.
Seperti
buah pada umumnya, apel memiliki kandungan serat. Kandungan serat apel ternyata
terhitung tinggi, sebesar lima gram untuk setiap buah berukuran sedang. Jumlah
ini lebih tinggi daripada kandungan serat pada kebanyakan produk sereal. Serat
ini bermanfaat untuk melancarkan pencernaan dan menurunkan berat badan. Buah
ini hampir tanpa lemak dan kolesterol, sehingga jenis buah ini banyak dijadikan
pilihan sebagai menu orang yang sedang berdiet. Keluhan seperti sembelit pada
orang diet, tidak akan terjadi bila orang tersebut memasukan apel sebagai
bagian dari menunya. Selain bermanfaat mengatasi sembelit, buah apel juga punya
khasiat meredakan diare. (Anonymousa, 2012)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Klas : Dicotyledonae
Ordo : Rosales
Famili : Rosaceae
Genus : Malus
Spesies : Malus sylvestris
Mill
(Anonymousb, 2012)
Morfologi
Pohon
apel merupakan pohon yang kecil dan berdaun
gugur, mencapai ketinggian 3 hingga 12 meter,
dengan tajuk yang
lebar dan biasanya sangat beranting. Daun-daunnya berbentuk
lonjong dengan panjang 5 - 12 cm dan lebar 3 - 6 cm. Bunga apel
mekar di musim semi, bersamaan dengan pertambahan daun. Bunganya putih dengan
bercampur merah jambu yang berangsur pudar. Pada bunga, terdapat lima kelopak, dan mencapai diameter
2,5 - 3,5 cm. Buahnya masak pada musim
gugur, dan biasanya berdiameter 5 - 9
centimeter. Inti buah apel memiliki lima gynoecium yang
tersusun seperti bintang
lima mata, masing-masing berisi satu hingga tiga biji.
Buah
apel termasuk buah sejati tunggal berdaging, dimana yang dimaksud adalah buah
berdaging apel (pomum). Adapun struktur dari buah apel yaitu terdiri
dari kulit buah (exocarpium), merupakan
lapisan tipis, tetapi sering kali kuat atau kaku seperti kulit, dengan
permukaan yang licin, kulit tengah atau daging buah (mesocarpium), biasanya tebal berdaging dan berserabut, selain
itu lapisan ini dapat dimakan, serta kulit dalam (endocarpium), yang berbatasan dengan ruang yang mengandung
biji, seringkali cukup tebal dan keras.
Sedangkan
struktur dari biji buah apel terdiri dari kulit biji (spermodermis) yang berasal dari selaput bakal biji (integumentum). Kulit biji ini
dibedakan menjadi 2 bagian yaitu lapisan kulit luar (testa) yang berfungsi sebagai pelindung utama bagi bagian biji
yang ada di dalam dan lapisan kulit dalam (tegmen), biasanya tipis seperti selaput, sering dinamakan juga
kulit ari. Biji apel juga memiliki bagian yang menghubungkan biji dengan
tembuni dan merupakan tangkai biji yang disebut tali pusar (funiculus). Di dalam biji apel juga
terbapat lembaga (embryo) yang
merupakan calon tumbuhan baru dan nantinya akan tumbuh menjadi tumbuhan baru,
(Anonymousc, 2012)
Syarat Tumbuh
Iklim
·
Curah hujan yang ideal adalah
1.000-2.600 mm/tahun dengan hari hujan 110-150 hari/tahun. Dalam setahun
banyaknya bulan basah adalah 6-7 bulan dan bulan kering 3-4 bulan. Curah hujan
yang tinggi saat berbunga akan menyebabkan bunga gugur sehingga tidak dapat
menjadi buah.
·
Tanaman apel membutuhkan cahaya matahari
yang cukup antara 50-60% setiap harinya, terutama pada saat pembungaan.
·
Suhu yang sesuai berkisar antara 16-27
derajat C.
·
Kelembaban udara yang dikehendaki
tanaman apel sekitar 75-85%.
Media Tanam
·
Tanaman apel tumbuh dengan baik pada
tanah yang bersolum dalam, mempunyai lapisan organik tinggi, dan struktur
tanahnya remah dan gembur, mempunyai aerasi, penyerapan air, dan porositas
baik, sehingga pertukaran oksigen, pergerakan hara dan kemampuan menyimpanan
airnya optimal.
·
Tanah yang cocok adalah Latosol, Andosol
dan Regosol.
·
Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok
untuk tanaman apel adalah 6-7 dan kandungan air tanah yang dibutuhkan adalah
air tersedia.
·
Dalam pertumbuhannya tanaman apel
membutuhkan kandungan air tanah yang cukup.
·
Kelerengan yang terlalu tajam akan menyulitkan
perawatan tanaman, sehingga bila masih memungkinkan dibuat terasering maka
tanah masih layak ditanami.
Ketinggian
Tempat
·
Tanaman apel dapat tumbuh dan berbuah
baik pada ketinggian 700-1200 m dpl. dengan ketinggian optimal 1000-1200 m dpl.
(Anonymousd,
2012)
Pemeliharaan Apel
a.
Penyulaman
Penyulaman
dilakukan pada tanaman yang mati atau dimatikan kerena tidak menghasilkan
dengan cara menanam tanaman baru menggantikan tanaman lama. Penyulaman
sebaiknya dilakukan pada musim penghujan.
b. Penyiangan
Penyiangan
dilakukan hanya bila disekitar tanaman induk terdapat banyak gulma yang
dianggap dapat mengganggu tanaman. Pada kebun yang ditanami apel dengan jarak
tanam yang rapat (± 3x3 m), peniangan hampir tidak perlu dilakukan karena tajuk
daun menutupi permukaan tanah sehingga rumput-rumput tidak dapat tumbuh.
c. Pembubunan
Penyiangan
biasanya diikuti dengan pembubunan tanah. Pembubunan dimaksudkan untuk
meninggikan kembali tanah disekitar tanaman agar tidak tergenang air dan juga
untuk menggemburkan tanah. Pembubunan biasanya dilakukan setelah panen atau
bersamaan dengan pemupukan.
d. Perempalan/Pemangkasan
Bagian
yang perlu dipangkas adalah bibit yang baru ditanam setinggi 80 cm, tunas yang
tumbuh di bawah 60 cm, tunas-tunas ujung beberapa ruas dari pucuk, 4-6 mata dan
bekas tangkai buah, knop yang tidak subur, cabang yang berpenyakit dan tidak
produkrif, cabang yang menyulitkan pelengkungan, ranting atau daun yang
menutupi buah. Pemangkasan dilakukan sejak umur 3 bulan sampai didapat bentuk
yang diinginkan(4-5 tahun).
e. Pemupukan
·
Pada musim hujan/tanah sawah
1. Bersamaan rompes daun (< 3 minggu). NPK
(15-15-15) 1-2 kg/pohon atau campuran Urea, TSP, KCl/ZK ± 3 kg/pohon (4:2:1).
2.Melihat
situasi buah, yaitu bila buah lebat (2,5-3 bulan setelah rompes. NPK
(15-15-15) 1 kg/pohon atau campuran Urea, TSP dan
KCl/ZK ± 1 kg/pohon
(1:2:1)
·
Musim kemarau/tanah tegal
1.Bersamaan
rompes tidak diberi pupuk (tidak ada air). 2.2-3 bulan setelah rompes (ada
hujan). NPK (15-15-15) 1-2 kg/pohon atau campuran Urea, TSP, dan KCl/ZK ± 3
kg/pohon (4:2:1). Cara pemupukan disebar di sekeliling tanaman sedalam ± 20 cm sejauh lebar daun, lalu ditutup tanah
dan diairi. Untuk pupuk kandang cukup diberikan sekali setahun (2 x panen) 1-2
pikul setiap pohon pada musim kemarau setelah panen. Untuk meningkatkan
pertumbuhan perlu diberikan pupuk daun dan ZPT pada 5-7 hari sampai menjelang
bunga setelah rompes (Gandasil B 1 gram/liter) + Atonik/Cepha 1 cc/liter
diselingi dengan Metalik-Multi Mikro dan 5-7 hari sekali sampai menjelang panen
(2,5 bulan) dari rompes Gandasil D (1 gram/liter). Selain itu perlu digunakan
zat pengatur tumbuh Dormex sekali setahun setelah rompes (jangan sampai 10 hari
setelah rompes) sebanyak 2600 liter larutan dengan dosisi 3 liter/200 literair.
f. Pengairan
dan Penyiraman
Untuk
pertumbuhannya, tanaman apel memerlukan pengairan yang memadai sepanjang musim.
Pada musim penghujan, masalah kekurangan air tidak ditemui, tetapi harus
diperhatikan jangan sampai tanaman terendam air. Karena itu perlu drainase yang
baik. Sedangkan pada musim kemarau masalah kekurangan air harus diatasi dengan
cara menyirami tanaman sekurang-kurangnya 2 minggu sekali dengan cara dikocor.
g. Penyemprotan
Pestisida
Untuk
pencegahan, penyemprotan dilakukan sebelum hama menyerang tanaman atau secara
rutin 1-2 minggu sekali dengan dosis ringan. Untuk penanggulangan, penyemprotan
dilakukan sedini mungkin dengan dosis tepat, agar hama dapat segera
ditanggulangi. Penyemprotan sebaiknya dilakukan pagi atau sore hari. Jenis dan
dosis pestisida yang digunakan dalam menanggulangi hama sangat beragam
tergantung dengan hama yang dikendalikan dan tingkat populasi hama tersebut,
pengendalian secara lebih terinci akan dijelaskan pada poin hama dan penyakit.
h. Perompesan
Perompesan
dilakukan untuk mematahkan masa dorman didaerah sedang. Di darah tropis
perompesan dilakukan untuk menggantikan musim gugur di daerah iklim sedang baik
secara manual oleh manusia (dengan tangan) 10 hari setelah panen maupun dengan
menyemprotkan bahan kimia seperti Urea 10%+Ethrel 5000 ppm 1 minggu setelah
panen 2 kali dengan selang satu minggu).
i.
Pelengkungan cabang
Setelah
dirompes dilakukan pelengkungan cabang untuk meratakan tunas lateral dengan
cara menarik ujung cabang dengan tali dan diikatkan ke bawah. Tunas lateral
yang rata akan memacu pertumbuhan tunas yang berarti mamacu terbentuknya buah.
j.
Penjarangan buah
Penjarangan
dilakukan untuk meningkatkan kualitas buah yaitu besar seragam, kulit baik, dan
sehat, dilakukan dengan membuang buah yang tidak normal (terserang hama
penyakit atau kecil-kecil). Untuk memdapatkan buah yang baik satu tunas
hendaknya berisi 3-5 buah.
k. Pembelongsongan
buah
Dilakukan
3 bulan sebelum panen dengan menggunakan kertas minyak berwarna putih sampai
keabu-abuan/kecoklat-cokltan yang bawahnya berlubang. Tujuan buah terhindar
dari serangan burung dan kelelawar dan menjaga warna buah mulus.
l.
Perbaikan kualitas warna buah
Peningkatan
warna buah dapat dilakukan dengan bahan kimia Ethrel, Paklobutrazol, 2,4 D baik
secara tunggal maupun kombinasi.
(Anonymouse,
2012)
Panen dan Pascapanen
Ø Panen
v Ciri
dan Umur Panen
Pada
umumnya buah apel dapat dipanen pada umur 4-5 bulan setelah bunga mekar, tergantung
pada varietas dan iklim. Rome Beauty dapat dipetik pada umur sekitar 120-141
hari dari bunga mekar, Manalagi dapat dipanen pada umur 114 hari setelah bunga
mekar dan Anna sekitar 100 hari. Tetapi, pada musim hujan dan tempat lebih tinggi,
umur buah lebih panjang. Pemanenan paling baik dilakukan pada saat tanaman
mencapai tingkat masak fisiologis (ripening), yaitu tingkat dimana buah
mempunyai kemampuan untuk menjadi masak
normal setelah dipanen. Ciri masak fisiologis buah adalah: ukuran buah
terlihat maksimal, aroma mulai terasa, warna buah tampak cerah segar dan bila
ditekan terasa kres.
v Cara
Panen
Pemetikan
apel dilakukan dengan cara memetik buah dengan tangan secara serempak untuk
setiap kebun.
v Panen
Periode panen apel adalah enam bulan sekali berdasarkan
siklus pemeliharaan yang telah dilakukan.
v Prakiraan
Produksi
Produksi
buah apel sangat tergantung dengan varietas, secara umum produksi apel adalah
6-15 kg/pohon.
Ø Pasca
Panen
v Pengumpulan
Setelah
dipetik, apel dikumpulkan pada tempat yang teduh dan tidak terkena sinar matahari
langsung agar laju respirasi berkurang sehingga didapatkan apel yang tinggi
kualitas dan kuantitasnya. Pengumpulan dilakukan dengan hati-hati dan jangan
ditumpuk dan dilempar-lempar, lalu dibawa dengan keranjang ke gudang untuk
diseleksi.
v Penyortiran
dan Penggolongan
Penyortiran
dilakukan untuk memisahkan antara buah yang baik dan bebas penyakit dengan buah
yang jelek atau berpenyakit, agar penyakit tidak tertular keseluruh buah yang
dipanen yang dapat menurunkan mutu
produk. Penggolongan dilakukan untuk mengklasifikasikan produk berdasarkan
jenis varietas, ukuran dan kualitas buah.
v Penyimpanan
Pada
dasarnya apel dapat disimpan lebih lama dibanding dengan buahan lain, misalnya Rome
Beauty 21-28 hari (umur petik 113-120 hari) atau 7-14 hari (umur petik 127-141
hari). Untuk penyimpanan lebih lama (4-7 bulan), harus disimpan pada suhu minus
6-0 derajat C dengan precooling 2,2
derajat C.
v Pengemasan
dan Transportasi
Kemasan
yang digunakan adalah kardus dengan ukuran 48 x 33 x 37 cm dengan berat 35 kg
buah apel. Dasar dan diatas susunan apel perlu diberi potongan kertas dan
disusun miring (tangkai sejajar panjang kotak). Dasar kotak diisai 3-3 atau 2-2
atau berselang 3-2 saling menutup ruang antar buah.
(Anonymousf,
2012)
Hama dan Penyakit
Hama
1) Kutu
hijau (Aphis pomi Geer)
Ciri: kutu
dewasa berwarna hijau kekuningan, antena pendek, panjang tubuh 1,8 mm, ada yang
bersayap ada pula yang tidak; panjang sayap 1,7 mm berwarna hitam;
perkembangbiakan sangat cepat, telur dapat menetas dalam 3-4 hari.
Gejala: (1)
nimfa maupun kutu dewasa menyerang dengan mengisap cairan sel-sel daun secara
berkelompok dipermukaan daun muda, terutama ujung tunas muda, tangkai cabang,
bunga, dan buah; (2) kutu menghasilkan embun madu yang akan melapisi permukaan
daun dan merangsang tumbuhnya jamur hitam (embun jelaga); daun berubah bentuk,
mengkerut, leriting, terlambat berbunga, buah-buah muda gugur,jika tidak mutu
buahpun jelek. Pengendalian: (1) sanitasi kebun dan pengaturan jarak tanam
(jangan terlalu rapat); (2) dengan musuh alami coccinellidae lycosa; (3) dengan penyemprotan Supracide 40
EC (ba Metidation) dosis 2 cc/liter air atau 1-1,6 liter; (4) Supracide 40 EC
dalam 500-800 liter/ha air dengan interval penyemprotan 2 minggu sekali; (5)
Convidor 200 SL (b.a. Imidakloprid) dosis 0,125-0,250 cc/liter air; (6)
Convidor 200 SL dalam 600 liter/ha air dengan interval penyemprotan 10 hari
sekali (7) Convidor ini dapat mematikan sampai telur-telurnya; cara
penyemprotan dari atas ke bawah. Penyemprotandilakukan 1-2 minggu sebelum
pembungaan dan dilanjutkan 1-1,5 bulan setelah bunga mekar sampai 15 hari
sebelum panen.
2) Tungau,
Spinder mite, cambuk merah (Panonychus ulmi)
Ciri: berwarna
merah tua, dan panjang 0,6 mm. Gejala: (1) tungau menyerang daun dengan
menghisap cairan sel-sel daun; (2) pada serangan hebat menimbulkan bercak
kuning, buram, cokelat, dan mengering; (3) pada buah menyebabkan bercak
keperak-perakan atau coklat.
Pengendalian: (1) dengan musah alami coccinellidae dan lycosa; (2)
penyemprotan Akarisida Omite 570 EC sebanyak 2 cc/liter air atau 1 liter
Akarisida Omite 570 EC dalam 500 liter air per hektar dengan interval 2 minggu.
3) Trips
Ciri: berukuran
kecil dengan panjang 1mm; nimfa berwarna putih kekuning-kuningan; dewasa
berwarna cokelat kehitam-hitaman; bergerak cepat dan bila tersentuh akan segera
terbang menghindar. Gejala: (1)
menjerang daun, kuncup/tunas, dan buah yang masih sangat muda; (2) pada daun
terlihat berbintik-bintik putih, kedua sisi daun menggulung ke atas dan
pertumbuhan tidak normal; (3) daun pada ujung tunas mengering dan gugur (4)
pada daun meninggalkan bekas luka berwarna coklat abu-abu. Pengendalian: (1)
secara mekanis dengan membuang telur-telur pada daun dan menjaga agar
lingkungan tajuk tanaman tidak terlalu rapat; (2) penyemprotan dengan
insektisida seperti Lannate 25 WP (b.a. Methomyl) dengan dosis 2 cc/liter air
atau Lebaycid 550 EC (b.a. Fention) dengan dosis 2 cc/liter air pada sat
tanaman sedang bertunas, berbunga, dan pembentukan buah.
4) Ulat
daun (Spodoptera litura)
Ciri: larva
berwarna hijau dengan garis-garis abu-abu memanjang dari abdomen sampai
kepala.pada lateral larva terdapat bercak hitam berbentuk lingkaran atau setengah
lingkaran, meletakkan telur secara berkelompok dan ditutupi dengan rambut halus
berwarna coklat muda. Gejala: menyerang
daun, mengakibatkan lubang-lubang tidak teratur hingga tulang-tulang daun.
Pengendalian: (1) secara mekanis dengan membuang telur-telur pada daun; (2)
penyemprotan dengan penyemprotan seperti Tamaron 200 LC (b.a Metamidofos) dan
Nuvacron 20 SCW (b.a. Monocrotofos).
5) Serangga
penghisap daun (Helopelthis Sp)
Ciri: Helopelthis Theivora dengan abdomen warna hitam dan merah, sedang HelopelthisAntonii
dengan abdomen warna merah dan putih. Serabgga berukuran kecil. Penjang nimfa
yang baru menetas 1mm dan panjang serangga dewasa 6-8mm. Pada bagian thoraknya
terdapat benjolan yang menyerupai jarum. Gejala: menyerang pada pagi, sore atau
pada saat keadaan berawan; menyerang daun muda, tunas dan buah buah dengan cara
menhisap cairan sel; daun yang terserang
menjadi coklat dan perkembanganya tidak simetris; tunas yang terserang menjadi
coklat, kering dan akhirnya mati; serangan pada buah menyebabkan buah
menjadibercak-bercak coklat, nekrose, dan apabila buah membesar, bagian bercak
ini pecah yang menyebebkan kualitas buah menurun.
Pengendalian:
(1) secara mekanis dengan cara pengerondongan atap plastik/pembelongsongan
buah. (2) Penyemprotan dengan insektisida seperti Lannate 25 WP (b.a. Metomyl),
Baycarb 500 EC (b.a. BPMC), yang dilakukan pada sore atau pagi hari.
6) Ulat
daun hitam (Dasychira Inclusa Walker)
Ciri: Larva
mempunyai dua jambul dekat kepala berwarna hitam yang mengarah kearah samping
kepala. Pada bagian badan terdapat empat jambul yang merupakan keumpulan seta
berwarna coklat kehitam-hitaman. Disepanjang kedua sisi tubuh terdapat rambut
berwarna ab-abu. Panjang larva 50 mm.
Gejala: menyerang daun tua dan muda; tanaman yang terserang tinggal
tulang daun-daunnya dengan kerusakan 30%; pada siang hari larva bersembunyi di
balik daun.
Pengendalian:
(1) secara mekanis dengan membuang telur-telur yang biasanya diletakkan pada
daun; (2) penyemprotan insektisida seperti: Nuvacron 20 SCW (b.a. Monocrotofos)
dan Matador 25 EC.
7) Lalat
buah (Rhagoletis Pomonella)
Ciri: larva
tidak berkaki, setelah menetas dari telur (10 hari) dapat segera memakan daging
buah. Warna lalat hitam, kaki kekuningan dan meletakkan telur pada buah. Gejala: bentuk buah menjadi jelek, terlihat
benjol-benjol.
Pengendalian:
(1) penyemprotan insektisida kontak seperti Lebacyd 550 EC; (2) membuat
perangkat lalat jantan dengan menggunakan Methyl eugenol sebanyak 0,1 cc
ditetesan pad kapas yang sudah ditetesi insektisida 2 cc. Kapas tersebutkapas
tersebut dimasukkan ke botol plastik (bekas air mineral) yang digantungkan
ketinggian 2 meter. Karena aroma yang mirip bau-bau yang dikeluarkan betina,
maka jantan tertarik dan menhisap kapas.
Penyakit
a) Penyakit
embun tepung (Powdery Mildew)
Penyebab: Padosphaera leucotich Salm. Dengan stadia imperfeknya adalah oidium Sp. Gejala: (1) pada daun atas
tampak putih, tunas tidak normal, kerdil dan tidak berbuah; (2) pada buah
berwarna coklat, berkutil coklat.
Pengendalian:
(1) memotong tunas atau bagian yang sakit dan dibakar; (2) dengan menyemprotka fungisida
Nimrod 250 EC 2,5-5 cc/10 liter air (500liter/Ha) atau Afugan 300 EC 0,5-1
cc/liter air (pencegahan) dan 1-1,5 cc/liter air setelah perompesan sampai tunas
berumur 4-5 minggu dengan interval 5-7 hari.
b) Penyakit
bercak daun (Marssonina coronaria
J.J. Davis)
Gejala: pada
daun umur 4-6 minggu setelah perompesan terlihat bercak putih tidak teratur,
berwarna coklat, permukaan atas timbul titik hitam, dimulai dari daun tua, daun
muda hingga seluruh bagian gugur.
Pengendalian:
(1) jarak tanam tidak terlalu rapat, bagian yang terserang dibuang dan dibakar;
(2) disemprot fungisida Agrisan 60 WP 2 gram/liter air, dosis 1000-2000 gram/ha
sejak 10 hari setelah rompes dengan interval 1 minggu sebanyak 10 aplikasi atau
Delseme MX 200 2 gram/liter air, Henlate 0,5 gram/liter air sejak umur 4 hari
setelah rompes dengan interval 7 hari hingga 4 minggu.
c) Jamur
upas (Cortisium salmonicolor Berk et
Br)
Pengendalian:
mengurangi kelembapan kebun, menghilangkan bagian tanaman yang sakit.
d) Penyakit
kanker (Botryosphaeria Sp.)
Gejala:
menyerang batang/cabang (busuk, warna coklat kehitaman, terkadang mengeluarkan
cairan), dan buah (becak kecil warna cokelat muda, busuk, mengelembung, berair
dan warna buah pucat. Pengendalian: (1) tidak memanen buah terlalu masak; (2)
mengurangi kelembapan kebun; (3) membuang bagian yang sakit; (4) pengerokkan
batang yang sakit lalu diolesi fungisida Difolatan 4 F 100 cc/10 liter air atau
Copper sandoz; (5) disemprot Benomyl 0,5 gram/liter air, Antracol 70 WP 2
gram/liter air.
e) Busuk
buah (Gloeosporium Sp.)
Gejala: bercak
kecil cokelat dan bintik-bintik hitam berubah menjadi orange. Pengendalian:
tidak memetik buah terlalu masak dan pencelupan dengan Benomyl 0,5 gram/liter
air untuk mencegah penyakit pada penyimpanan.
f) Busuk
akar (Armilliaria Melea)
Gejala:
menjerang tanaman apel pada daerah dingin basah, ditandai dengan layu daun,
gugur, dan kulit akar membusuk. Pengendalian: dengan eradifikasi, yaitu membongkar/
mencabut tanaman yang terserang beserta akar-akarnya, bekas lubang tidak
ditanami minimal 1 tahun.
(Anonymousg,
2012)
Produk Olahan Apel
·
Sari Buah Apel
Sebagai bahan sari buah,
dimanfaatkan buah apel yang tidak layak dijadikan wisata petik, misalnya karena
ukurannya kecil atau yang bentuknya kurang menarik. Setelah diseleksi, apel
terlebih dahulu dibuang bijinya lalu dicuci. Melalui mesin, apel-apel itu
diproses hingga mengeluarkan sari dan ditambahkan gula. Semua diolah dari bahan
alami tanpa campuran dan diolah secara higienis.
·
Jenang Apel
Produk olahan lain dari
apel adalah selai dan jenang apel. Pembuatan jenang apel diolah dari sari
pati apel atau disebut bubur apel. Pada beberapa home industry ada pula yang
menambahkan ketela atau labu ke dalam jenang tersebut. Buah yang dapat
digunakan untuk membuat selai atau jenang adalah buah yang masak tetapi tidak
terlalu matang dan tidak ada tanda-tanda busuk.
Untuk membuat selai atau
jenang, kulit apel tidak perlu
dikupas karena banyak
mengandung pektin.
Pektin adalah sejenis serat makanan yang mudah larut. Bila dimakan atau dijus
dengan dagingnya, maka akan bermanfaat sebagai pembersih racun dalam tubuh.
Salah satu kendala untuk produksi jenang apel adalah masa kadaluarsanya yang
hanya tiga bulan, berbeda dengan sari apel yang bisa tahan hingga satu tahun.
Apalagi karena lebih mengutamakan kualitas, maka bahan pengawet yang digunakan
kadarnya juga sangat kecil.
·
Cuka Apel
Cara yang lebih baik
untuk mendapatkan tambahan vitamin C atau vitamin lainnya adalah dengan meminum
sari buah asli, disamping itu sebagian besar buah-buahan juga mengandung
karotin yang kemudian diubah menjadi vitamin A dalam tubuh, vitamin B serta
mineral. Demikian pula dengan apel, manfaat buahnya tidak hanya dalam keadaan
segar, ketika diolah menjadi minuman, apel tetap memberi khasiat.
Manfaat dari apel bisa
dalam bentuk cuka. Produk
cuka ini telah terbukti bermanfaat sebagai bahan untuk terapi misalnya
kegemukan. Cuka apel juga bisa mengatasi rambut rontok yang
disebabkan karena jaringan atau akar rambut kekurangan garam atau mineral
seperti potasium, oleh karenanya cuka apel yang mengandung potasium serta
vitamin esensal yang lain akan mengembalikan keseimbangan alami dan mensuplai
kekurangan mineral yang dibutuhkan oleh rambut. Mencegah rambut rontok dan
menumbuhkan rambut secara tepat dan tebal, dibutuhkan waktu kurang lebih dua
bulan, (Anonymoush, 2012).
DAFTAR PUSTAKA
Anonymousa.
2012. Mengenal Apel Sebagai Sebuah
Peluang Usaha. http://binaukm.com/2011/05/mengenal-apel-sebagai-sebuah-peluang-usaha/
Diakses
pada tanggal 25 Februari 2012
Anonymousb.
2012. Klasifikasi Apel. http:/www.plantamor.com / Diakses pada tanggal 25 Februari 2012
Anonymousc.
2012. Menanam Apel. http://blog.ub.ac.id/faraca/2012/01/09/tips-menanam-apel/
Diakses
pada tanggal 25 Februari 2012
Anonymousd.
2012. Syarat Tumbuh Apel. http://binaukm.com/2011/05/persyaratan-tumbuh-budidaya-apel/
Diakses
pada tanggal 25 Februari 2012
Anonymouse.
2012. Cara Budidaya Apel. http://www.anneahira.com/apel.htm Diakses pada tanggal 25 Februari
2012
Anonymousf.
2012. Pascapanen Apel. http://tekhnologi-hasil-pertanian.blogspot.com/2008/08/apel-kupasan-berwarna-coklat.html
Diakses
pada tanggal 25 Februari 2012
Anonymousg.
2012. Hama Penyakit Apel. http://binaukm.com/2011/05/hama-dan-penyakit-tanamam-apel/
Diakses
pada tanggal 25 Februari 2012
Anonymoush.
2012. Produk Olahan Apel. http://www.eastjava.com/tourism/batu/ina/special-food.html
Diakses
pada tanggal 25 Februari 2012
Komentar
Posting Komentar