Langsung ke konten utama

APEL (Malus sylvestris Mill)


Sebagian besar masyarakat begitu mendengar kata Apel yang terbayang adalah buah berwarna merah ranum ataupun hijau segar, dengan daging buah yang renyah. Apel merupakan Apel merupakan tanaman buah tahunan yang berasal dari daerah Asia Barat dengan iklim sub tropis. Di Indonesia apel telah ditanam sejak tahun 1934 hingga saat ini. Dan jangan salah, Indonesia pun memiliki beberapa varietas apel unggulan antara lain: Rome Beauty, Manalagi, Anna, Princess Noble dan Wangli/Lali jiwo. Meskipun berbagai jenis Apel import sebut saja apel Washington, apel fuji dari RRC menggempur perdagangan buah khususnya apel di Indonesia, jenis buah apel lokal seperti apel malang masih tetap memiliki “tempat” tersendiri bagi konsumen. Dengan rasa buah yang sedikit masam segar, apel lokal tetap memiliki daya tarik dan pangsa pasar sebagai peluang usaha budidaya apel yang cukup menggembirakan.
Buah Apel ini sudah banyak dikenal masyarakat memiliki manfaat bagi kesehatan manusia. Banyak penelitian mengungkapkan, bahwa seperti buah-buahan lainnya, apel kaya akan serat, fitokimia dan flavonoid. Khusus untuk kandungan flavonoid berdasarkan penelitian di Institute Kanker Nasional Amerika Serikat apel memiliki kandungan tertinggi dibandingkan dengan buah lainnya. Zat ini, menurut laporan tersebut, mampu menurunkan risiko kena penyakit kanker paru-paru sampai 50 persen. Selain itu untuk kaum pria, hasil penelitian Mayo Clinic di Amerika Serikat pada tahun 2001 membuktikan bahwa quacertin, sejenis flavonoid yang terkandung dalam apel, dapat membantu mencegah pertumbuhan sel kanker prostat Dibandingkan dengan buah lainnya dan sayuran, apel mengandung vitamin C yang tidak seberapa, tetapi kaya dengan senyawa antioksidan lainnya. Senyawa Fitokimia yang terkandung di dalam apel berfungsi sebagai antioksidan yang melawan kolesterol jahat (LDL, Low Density Lipoprotein), yang potensial menyumbat pembuluh darah. Antioksidan akan mencegah kerusakan sel-sel atau jaringan pembuluh darah. Pada saat bersamaan, antioksidan akan meningkatkan kolesterol baik (HDL, High Density Lipoprotein), yang bermanfaat untuk mencegah penyakit jantung dan pembuluh darah.
Tidak hanya itu, kandungan pektin (serat larut yang dikandung buah-buahan dan sayuran), telah diteliti dan terbukti menurunkan kadar kolesterol di dalam darah. Secara spesifik pada sebuah penelitian awal, terbukti bahwa dalam apel ditemukan asam D-glucaric yang bermanfaat mengatur kadar kolesterol. Jenis asam ini mampu mengurangi kolesterol sampai 35 persen. Kadar kolesterol yang terjaga dan zat antioksidan akan melindungi tubuh dari serangan jantung dan stroke. Ini terbukti pada sebuah studi di Finlandia tahun 1996, bahwa orang yang pola makannya mengandung fitokimia, berisiko rendah untuk kena penyakit jantung. Penelitian lain, sebagaimana dikutip the British Medical Journal mengungkapkan bahwa apel juga mencegah terjadinya stroke.
Manfaat lain yang didapatkan dari buah apel adalah kandungan Zat fitokimia yang terdapat pada kulit apel. Zat ini, menurut sebuah penelitian di Cornell University Amerika Serikat, bermanfaat menghambat pertumbuhan sel kanker usus sebesar 43 persen. Fitokimia dan flavonoid secara bersama-sama dilaporkan juga menurunkan jumlah kejadian kanker paru-paru. Sementara itu, sebuah penelitian lain di Welsh, Inggris, menunjukkan bahwa konsumsi buah apel secara teratur akan membuat paru-paru berfungsi lebih baik. Para peneliti yakin fungsi pernapasan akan lebih baik karena kandungan fitokimia di dalam apel meredam efek negatif oksidan yang merusak organ tubuh.
Seperti buah pada umumnya, apel memiliki kandungan serat. Kandungan serat apel ternyata terhitung tinggi, sebesar lima gram untuk setiap buah berukuran sedang. Jumlah ini lebih tinggi daripada kandungan serat pada kebanyakan produk sereal. Serat ini bermanfaat untuk melancarkan pencernaan dan menurunkan berat badan. Buah ini hampir tanpa lemak dan kolesterol, sehingga jenis buah ini banyak dijadikan pilihan sebagai menu orang yang sedang berdiet. Keluhan seperti sembelit pada orang diet, tidak akan terjadi bila orang tersebut memasukan apel sebagai bagian dari menunya. Selain bermanfaat mengatasi sembelit, buah apel juga punya khasiat meredakan diare. (Anonymousa, 2012)

Klasifikasi
Kingdom         : Plantae
Divisi              : Spermatophyta
Subdivisi         : Angiospermae
Klas                 : Dicotyledonae
Ordo                : Rosales
Famili             : Rosaceae
Genus             : Malus
Spesies            : Malus sylvestris Mill
(Anonymousb, 2012)
Morfologi
Pohon apel merupakan pohon yang kecil dan berdaun gugur, mencapai ketinggian 3 hingga 12 meter, dengan tajuk yang lebar dan biasanya sangat beranting. Daun-daunnya berbentuk lonjong dengan panjang 5 - 12 cm dan lebar 3 - 6 cm. Bunga apel mekar di musim semi, bersamaan dengan pertambahan daun. Bunganya putih dengan bercampur merah jambu yang berangsur pudar. Pada bunga, terdapat lima kelopak, dan mencapai diameter 2,5 - 3,5 cm. Buahnya masak pada musim gugur, dan biasanya berdiameter 5 - 9 centimeter. Inti buah apel memiliki lima gynoecium yang tersusun seperti bintang lima mata, masing-masing berisi satu hingga tiga biji.
Buah apel termasuk buah sejati tunggal berdaging, dimana yang dimaksud adalah buah berdaging apel (pomum). Adapun struktur dari buah apel yaitu terdiri dari kulit buah (exocarpium), merupakan lapisan tipis, tetapi sering kali kuat atau kaku seperti kulit, dengan permukaan yang licin, kulit tengah atau daging buah (mesocarpium), biasanya tebal berdaging dan berserabut, selain itu lapisan ini dapat dimakan, serta kulit dalam (endocarpium), yang berbatasan dengan ruang yang mengandung biji, seringkali cukup tebal dan keras.
Sedangkan struktur dari biji buah apel terdiri dari kulit biji (spermodermis) yang berasal dari selaput bakal biji (integumentum). Kulit biji ini dibedakan menjadi 2 bagian yaitu lapisan kulit luar (testa) yang berfungsi sebagai pelindung utama bagi bagian biji yang ada di dalam dan lapisan kulit dalam (tegmen), biasanya tipis seperti selaput, sering dinamakan juga kulit ari. Biji apel juga memiliki bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni dan merupakan tangkai biji yang disebut tali pusar (funiculus). Di dalam biji apel juga terbapat lembaga (embryo) yang merupakan calon tumbuhan baru dan nantinya akan tumbuh menjadi tumbuhan baru, (Anonymousc, 2012)

Syarat Tumbuh
Iklim
·         Curah hujan yang ideal adalah 1.000-2.600 mm/tahun dengan hari hujan 110-150 hari/tahun. Dalam setahun banyaknya bulan basah adalah 6-7 bulan dan bulan kering 3-4 bulan. Curah hujan yang tinggi saat berbunga akan menyebabkan bunga gugur sehingga tidak dapat menjadi buah.
·         Tanaman apel membutuhkan cahaya matahari yang cukup antara 50-60% setiap harinya, terutama pada saat pembungaan.
·         Suhu yang sesuai berkisar antara 16-27 derajat C.
·         Kelembaban udara yang dikehendaki tanaman apel sekitar 75-85%.
Media Tanam
·         Tanaman apel tumbuh dengan baik pada tanah yang bersolum dalam, mempunyai lapisan organik tinggi, dan struktur tanahnya remah dan gembur, mempunyai aerasi, penyerapan air, dan porositas baik, sehingga pertukaran oksigen, pergerakan hara dan kemampuan menyimpanan airnya optimal.
·         Tanah yang cocok adalah Latosol, Andosol dan Regosol.
·         Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok untuk tanaman apel adalah 6-7 dan kandungan air tanah yang dibutuhkan adalah air tersedia.
·         Dalam pertumbuhannya tanaman apel membutuhkan kandungan air tanah yang cukup.
·         Kelerengan yang terlalu tajam akan menyulitkan perawatan tanaman, sehingga bila masih memungkinkan dibuat terasering maka tanah masih layak ditanami.
Ketinggian Tempat
·         Tanaman apel dapat tumbuh dan berbuah baik pada ketinggian 700-1200 m dpl. dengan ketinggian optimal 1000-1200 m dpl.
(Anonymousd, 2012)
Pemeliharaan Apel
a.     Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada tanaman yang mati atau dimatikan kerena tidak menghasilkan dengan cara menanam tanaman baru menggantikan tanaman lama. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada musim penghujan.
b.      Penyiangan
Penyiangan dilakukan hanya bila disekitar tanaman induk terdapat banyak gulma yang dianggap dapat mengganggu tanaman. Pada kebun yang ditanami apel dengan jarak tanam yang rapat (± 3x3 m), peniangan hampir tidak perlu dilakukan karena tajuk daun menutupi permukaan tanah sehingga rumput-rumput tidak dapat tumbuh.
c.       Pembubunan
Penyiangan biasanya diikuti dengan pembubunan tanah. Pembubunan dimaksudkan untuk meninggikan kembali tanah disekitar tanaman agar tidak tergenang air dan juga untuk menggemburkan tanah. Pembubunan biasanya dilakukan setelah panen atau bersamaan dengan pemupukan.
d.      Perempalan/Pemangkasan
Bagian yang perlu dipangkas adalah bibit yang baru ditanam setinggi 80 cm, tunas yang tumbuh di bawah 60 cm, tunas-tunas ujung beberapa ruas dari pucuk, 4-6 mata dan bekas tangkai buah, knop yang tidak subur, cabang yang berpenyakit dan tidak produkrif, cabang yang menyulitkan pelengkungan, ranting atau daun yang menutupi buah. Pemangkasan dilakukan sejak umur 3 bulan sampai didapat bentuk yang diinginkan(4-5 tahun).
e.       Pemupukan
·         Pada musim hujan/tanah sawah
1.  Bersamaan rompes daun (< 3 minggu). NPK (15-15-15) 1-2 kg/pohon atau campuran Urea, TSP, KCl/ZK ± 3 kg/pohon (4:2:1).
2.Melihat situasi buah, yaitu bila buah lebat (2,5-3 bulan setelah rompes. NPK
(15-15-15) 1 kg/pohon atau campuran Urea, TSP dan KCl/ZK ± 1 kg/pohon
(1:2:1)
·         Musim kemarau/tanah tegal
1.Bersamaan rompes tidak diberi pupuk (tidak ada air). 2.2-3 bulan setelah rompes (ada hujan). NPK (15-15-15) 1-2 kg/pohon atau campuran Urea, TSP, dan KCl/ZK ± 3 kg/pohon (4:2:1). Cara pemupukan disebar di sekeliling tanaman sedalam  ± 20 cm sejauh lebar daun, lalu ditutup tanah dan diairi. Untuk pupuk kandang cukup diberikan sekali setahun (2 x panen) 1-2 pikul setiap pohon pada musim kemarau setelah panen. Untuk meningkatkan pertumbuhan perlu diberikan pupuk daun dan ZPT pada 5-7 hari sampai menjelang bunga setelah rompes (Gandasil B 1 gram/liter) + Atonik/Cepha 1 cc/liter diselingi dengan Metalik-Multi Mikro dan 5-7 hari sekali sampai menjelang panen (2,5 bulan) dari rompes Gandasil D (1 gram/liter). Selain itu perlu digunakan zat pengatur tumbuh Dormex sekali setahun setelah rompes (jangan sampai 10 hari setelah rompes) sebanyak 2600 liter larutan dengan dosisi 3 liter/200 literair.
f.       Pengairan dan Penyiraman
Untuk pertumbuhannya, tanaman apel memerlukan pengairan yang memadai sepanjang musim. Pada musim penghujan, masalah kekurangan air tidak ditemui, tetapi harus diperhatikan jangan sampai tanaman terendam air. Karena itu perlu drainase yang baik. Sedangkan pada musim kemarau masalah kekurangan air harus diatasi dengan cara menyirami tanaman sekurang-kurangnya 2 minggu sekali dengan cara dikocor.
g.      Penyemprotan Pestisida
Untuk pencegahan, penyemprotan dilakukan sebelum hama menyerang tanaman atau secara rutin 1-2 minggu sekali dengan dosis ringan. Untuk penanggulangan, penyemprotan dilakukan sedini mungkin dengan dosis tepat, agar hama dapat segera ditanggulangi. Penyemprotan sebaiknya dilakukan pagi atau sore hari. Jenis dan dosis pestisida yang digunakan dalam menanggulangi hama sangat beragam tergantung dengan hama yang dikendalikan dan tingkat populasi hama tersebut, pengendalian secara lebih terinci akan dijelaskan pada poin hama dan penyakit.
h.      Perompesan
Perompesan dilakukan untuk mematahkan masa dorman didaerah sedang. Di darah tropis perompesan dilakukan untuk menggantikan musim gugur di daerah iklim sedang baik secara manual oleh manusia (dengan tangan) 10 hari setelah panen maupun dengan menyemprotkan bahan kimia seperti Urea 10%+Ethrel 5000 ppm 1 minggu setelah panen 2 kali dengan selang satu minggu).
i.        Pelengkungan cabang
Setelah dirompes dilakukan pelengkungan cabang untuk meratakan tunas lateral dengan cara menarik ujung cabang dengan tali dan diikatkan ke bawah. Tunas lateral yang rata akan memacu pertumbuhan tunas yang berarti mamacu terbentuknya buah.
j.        Penjarangan buah
Penjarangan dilakukan untuk meningkatkan kualitas buah yaitu besar seragam, kulit baik, dan sehat, dilakukan dengan membuang buah yang tidak normal (terserang hama penyakit atau kecil-kecil). Untuk memdapatkan buah yang baik satu tunas hendaknya berisi 3-5 buah.
k.      Pembelongsongan buah
Dilakukan 3 bulan sebelum panen dengan menggunakan kertas minyak berwarna putih sampai keabu-abuan/kecoklat-cokltan yang bawahnya berlubang. Tujuan buah terhindar dari serangan burung dan kelelawar dan menjaga warna buah mulus.
l.        Perbaikan kualitas warna buah
Peningkatan warna buah dapat dilakukan dengan bahan kimia Ethrel, Paklobutrazol, 2,4 D baik secara tunggal maupun kombinasi.
                                                                                                                        (Anonymouse, 2012)

Panen dan Pascapanen
Ø    Panen
v  Ciri dan Umur Panen
Pada umumnya buah apel dapat dipanen pada umur 4-5 bulan setelah bunga mekar, tergantung pada varietas dan iklim. Rome Beauty dapat dipetik pada umur sekitar 120-141 hari dari bunga mekar, Manalagi dapat dipanen pada umur 114 hari setelah bunga mekar dan Anna sekitar 100 hari. Tetapi, pada musim hujan dan tempat lebih tinggi, umur buah lebih panjang. Pemanenan paling baik dilakukan pada saat tanaman mencapai tingkat masak fisiologis (ripening), yaitu tingkat dimana buah mempunyai kemampuan untuk menjadi masak  normal setelah dipanen. Ciri masak fisiologis buah adalah: ukuran buah terlihat maksimal, aroma mulai terasa, warna buah tampak cerah segar dan bila ditekan terasa kres.
v  Cara Panen
Pemetikan apel dilakukan dengan cara memetik buah dengan tangan secara serempak untuk setiap kebun.
v  Panen
Periode panen apel adalah enam bulan sekali berdasarkan siklus pemeliharaan yang telah dilakukan.
v  Prakiraan Produksi
Produksi buah apel sangat tergantung dengan varietas, secara umum produksi apel adalah 6-15 kg/pohon.
Ø  Pasca Panen
v  Pengumpulan
Setelah dipetik, apel dikumpulkan pada tempat yang teduh dan tidak terkena sinar matahari langsung agar laju respirasi berkurang sehingga didapatkan apel yang tinggi kualitas dan kuantitasnya. Pengumpulan dilakukan dengan hati-hati dan jangan ditumpuk dan dilempar-lempar, lalu dibawa dengan keranjang ke gudang untuk diseleksi.
v  Penyortiran dan Penggolongan
Penyortiran dilakukan untuk memisahkan antara buah yang baik dan bebas penyakit dengan buah yang jelek atau berpenyakit, agar penyakit tidak tertular keseluruh buah yang dipanen yang dapat  menurunkan mutu produk. Penggolongan dilakukan untuk mengklasifikasikan produk berdasarkan jenis varietas, ukuran dan kualitas buah.
v  Penyimpanan
Pada dasarnya apel dapat disimpan lebih lama dibanding dengan buahan lain, misalnya Rome Beauty 21-28 hari (umur petik 113-120 hari) atau 7-14 hari (umur petik 127-141 hari). Untuk penyimpanan lebih lama (4-7 bulan), harus disimpan pada suhu minus 6-0 derajat C dengan precooling  2,2 derajat C.
v  Pengemasan dan Transportasi
Kemasan yang digunakan adalah kardus dengan ukuran 48 x 33 x 37 cm dengan berat 35 kg buah apel. Dasar dan diatas susunan apel perlu diberi potongan kertas dan disusun miring (tangkai sejajar panjang kotak). Dasar kotak diisai 3-3 atau 2-2 atau berselang 3-2 saling menutup ruang antar buah.
(Anonymousf, 2012)

Hama dan Penyakit
Hama
1)      Kutu hijau (Aphis pomi Geer)
Ciri: kutu dewasa berwarna hijau kekuningan, antena pendek, panjang tubuh 1,8 mm, ada yang bersayap ada pula yang tidak; panjang sayap 1,7 mm berwarna hitam; perkembangbiakan sangat cepat, telur dapat menetas dalam 3-4 hari.
Gejala: (1) nimfa maupun kutu dewasa menyerang dengan mengisap cairan sel-sel daun secara berkelompok dipermukaan daun muda, terutama ujung tunas muda, tangkai cabang, bunga, dan buah; (2) kutu menghasilkan embun madu yang akan melapisi permukaan daun dan merangsang tumbuhnya jamur hitam (embun jelaga); daun berubah bentuk, mengkerut, leriting, terlambat berbunga, buah-buah muda gugur,jika tidak mutu buahpun jelek. Pengendalian: (1) sanitasi kebun dan pengaturan jarak tanam (jangan terlalu rapat); (2) dengan musuh alami coccinellidae  lycosa; (3) dengan penyemprotan Supracide 40 EC (ba Metidation) dosis 2 cc/liter air atau 1-1,6 liter; (4) Supracide 40 EC dalam 500-800 liter/ha air dengan interval penyemprotan 2 minggu sekali; (5) Convidor 200 SL (b.a. Imidakloprid) dosis 0,125-0,250 cc/liter air; (6) Convidor 200 SL dalam 600 liter/ha air dengan interval penyemprotan 10 hari sekali (7) Convidor ini dapat mematikan sampai telur-telurnya; cara penyemprotan dari atas ke bawah. Penyemprotandilakukan 1-2 minggu sebelum pembungaan dan dilanjutkan 1-1,5 bulan setelah bunga mekar sampai 15 hari sebelum panen.
2)      Tungau, Spinder mite, cambuk merah (Panonychus ulmi)
Ciri: berwarna merah tua, dan panjang 0,6 mm. Gejala: (1) tungau menyerang daun dengan menghisap cairan sel-sel daun; (2) pada serangan hebat menimbulkan bercak kuning, buram, cokelat, dan mengering; (3) pada buah menyebabkan bercak keperak-perakan atau coklat.  Pengendalian: (1) dengan musah alami coccinellidae dan lycosa; (2) penyemprotan Akarisida Omite 570 EC sebanyak 2 cc/liter air atau 1 liter Akarisida Omite 570 EC dalam 500 liter air per hektar dengan interval 2 minggu.
3)      Trips
Ciri: berukuran kecil dengan panjang 1mm; nimfa berwarna putih kekuning-kuningan; dewasa berwarna cokelat kehitam-hitaman; bergerak cepat dan bila tersentuh akan segera terbang menghindar.  Gejala: (1) menjerang daun, kuncup/tunas, dan buah yang masih sangat muda; (2) pada daun terlihat berbintik-bintik putih, kedua sisi daun menggulung ke atas dan pertumbuhan tidak normal; (3) daun pada ujung tunas mengering dan gugur (4) pada daun meninggalkan bekas luka berwarna coklat abu-abu. Pengendalian: (1) secara mekanis dengan membuang telur-telur pada daun dan menjaga agar lingkungan tajuk tanaman tidak terlalu rapat; (2) penyemprotan dengan insektisida seperti Lannate 25 WP (b.a. Methomyl) dengan dosis 2 cc/liter air atau Lebaycid 550 EC (b.a. Fention) dengan dosis 2 cc/liter air pada sat tanaman sedang bertunas, berbunga, dan pembentukan buah.
4)      Ulat daun (Spodoptera litura)
Ciri: larva berwarna hijau dengan garis-garis abu-abu memanjang dari abdomen sampai kepala.pada lateral larva terdapat bercak hitam berbentuk lingkaran atau setengah lingkaran, meletakkan telur secara berkelompok dan ditutupi dengan rambut halus berwarna coklat muda.  Gejala: menyerang daun, mengakibatkan lubang-lubang tidak teratur hingga tulang-tulang daun. Pengendalian: (1) secara mekanis dengan membuang telur-telur pada daun; (2) penyemprotan dengan penyemprotan seperti Tamaron 200 LC (b.a Metamidofos) dan Nuvacron 20 SCW (b.a. Monocrotofos).
5)      Serangga penghisap daun (Helopelthis Sp)
Ciri:  Helopelthis Theivora  dengan abdomen warna hitam dan merah, sedang HelopelthisAntonii dengan abdomen warna merah dan putih. Serabgga berukuran kecil. Penjang nimfa yang baru menetas 1mm dan panjang serangga dewasa 6-8mm. Pada bagian thoraknya terdapat benjolan yang menyerupai jarum. Gejala: menyerang pada pagi, sore atau pada saat keadaan berawan; menyerang daun muda, tunas dan buah buah dengan cara menhisap cairan sel; daun yang  terserang menjadi coklat dan perkembanganya tidak simetris; tunas yang terserang menjadi coklat, kering dan akhirnya mati; serangan pada buah menyebabkan buah menjadibercak-bercak coklat, nekrose, dan apabila buah membesar, bagian bercak ini pecah yang menyebebkan kualitas buah menurun.
Pengendalian: (1) secara mekanis dengan cara pengerondongan atap plastik/pembelongsongan buah. (2) Penyemprotan dengan insektisida seperti Lannate 25 WP (b.a. Metomyl), Baycarb 500 EC (b.a. BPMC), yang dilakukan pada sore atau pagi hari.
6)      Ulat daun hitam (Dasychira Inclusa Walker)
Ciri: Larva mempunyai dua jambul dekat kepala berwarna hitam yang mengarah kearah samping kepala. Pada bagian badan terdapat empat jambul yang merupakan keumpulan seta berwarna coklat kehitam-hitaman. Disepanjang kedua sisi tubuh terdapat rambut berwarna ab-abu. Panjang larva 50 mm.  Gejala: menyerang daun tua dan muda; tanaman yang terserang tinggal tulang daun-daunnya dengan kerusakan 30%; pada siang hari larva bersembunyi di balik daun. 
Pengendalian: (1) secara mekanis dengan membuang telur-telur yang biasanya diletakkan pada daun; (2) penyemprotan insektisida seperti: Nuvacron 20 SCW (b.a. Monocrotofos) dan Matador 25 EC.
7)      Lalat buah (Rhagoletis Pomonella)
Ciri: larva tidak berkaki, setelah menetas dari telur (10 hari) dapat segera memakan daging buah. Warna lalat hitam, kaki kekuningan dan meletakkan telur pada buah.  Gejala: bentuk buah menjadi jelek, terlihat benjol-benjol.
Pengendalian: (1) penyemprotan insektisida kontak seperti Lebacyd 550 EC; (2) membuat perangkat lalat jantan dengan menggunakan Methyl eugenol sebanyak 0,1 cc ditetesan pad kapas yang sudah ditetesi insektisida 2 cc. Kapas tersebutkapas tersebut dimasukkan ke botol plastik (bekas air mineral) yang digantungkan ketinggian 2 meter. Karena aroma yang mirip bau-bau yang dikeluarkan betina, maka jantan tertarik dan menhisap kapas.
Penyakit
a)      Penyakit embun tepung (Powdery Mildew)
Penyebab:  Padosphaera leucotich  Salm. Dengan stadia imperfeknya adalah oidium Sp. Gejala: (1) pada daun atas tampak putih, tunas tidak normal, kerdil dan tidak berbuah; (2) pada buah berwarna coklat, berkutil coklat.
Pengendalian: (1) memotong tunas atau bagian yang sakit dan dibakar; (2) dengan menyemprotka fungisida Nimrod 250 EC 2,5-5 cc/10 liter air (500liter/Ha) atau Afugan 300 EC 0,5-1 cc/liter air (pencegahan) dan 1-1,5 cc/liter air setelah perompesan sampai tunas berumur 4-5 minggu dengan interval 5-7 hari.
b)      Penyakit bercak daun (Marssonina coronaria J.J. Davis)
Gejala: pada daun umur 4-6 minggu setelah perompesan terlihat bercak putih tidak teratur, berwarna coklat, permukaan atas timbul titik hitam, dimulai dari daun tua, daun muda hingga seluruh bagian gugur. 
Pengendalian: (1) jarak tanam tidak terlalu rapat, bagian yang terserang dibuang dan dibakar; (2) disemprot fungisida Agrisan 60 WP 2 gram/liter air, dosis 1000-2000 gram/ha sejak 10 hari setelah rompes dengan interval 1 minggu sebanyak 10 aplikasi atau Delseme MX 200 2 gram/liter air, Henlate 0,5 gram/liter air sejak umur 4 hari setelah rompes dengan interval 7 hari hingga 4 minggu.
c)      Jamur upas (Cortisium salmonicolor Berk et Br)
Pengendalian: mengurangi kelembapan kebun, menghilangkan bagian tanaman yang sakit.
d)     Penyakit kanker (Botryosphaeria Sp.)
Gejala: menyerang batang/cabang (busuk, warna coklat kehitaman, terkadang mengeluarkan cairan), dan buah (becak kecil warna cokelat muda, busuk, mengelembung, berair dan warna buah pucat. Pengendalian: (1) tidak memanen buah terlalu masak; (2) mengurangi kelembapan kebun; (3) membuang bagian yang sakit; (4) pengerokkan batang yang sakit lalu diolesi fungisida Difolatan 4 F 100 cc/10 liter air atau Copper sandoz; (5) disemprot Benomyl 0,5 gram/liter air, Antracol 70 WP 2 gram/liter air.
e)      Busuk buah (Gloeosporium Sp.)
Gejala: bercak kecil cokelat dan bintik-bintik hitam berubah menjadi orange. Pengendalian: tidak memetik buah terlalu masak dan pencelupan dengan Benomyl 0,5 gram/liter air untuk mencegah penyakit pada penyimpanan.
f)       Busuk akar (Armilliaria Melea)
Gejala: menjerang tanaman apel pada daerah dingin basah, ditandai dengan layu daun, gugur, dan kulit akar membusuk. Pengendalian: dengan eradifikasi, yaitu membongkar/ mencabut tanaman yang terserang beserta akar-akarnya, bekas lubang tidak ditanami minimal 1 tahun.
(Anonymousg, 2012)

Produk Olahan Apel
·        Sari Buah Apel
Sebagai bahan sari buah, dimanfaatkan buah apel yang tidak layak dijadikan wisata petik, misalnya karena ukurannya kecil atau yang bentuknya kurang menarik. Setelah diseleksi, apel terlebih dahulu dibuang bijinya lalu dicuci. Melalui mesin, apel-apel itu diproses hingga mengeluarkan sari dan ditambahkan gula. Semua diolah dari bahan alami tanpa campuran dan diolah secara higienis.
·         Jenang Apel
Produk olahan lain dari apel adalah selai dan jenang apel. Pembuatan jenang apel diolah dari sari pati apel atau disebut bubur apel. Pada beberapa home industry ada pula yang menambahkan ketela atau labu ke dalam jenang tersebut. Buah yang dapat digunakan untuk membuat selai atau jenang adalah buah yang masak tetapi tidak terlalu matang dan tidak ada tanda-tanda busuk.
Untuk membuat selai atau jenang, kulit apel tidak perlu dikupas karena banyak mengandung pektin. Pektin adalah sejenis serat makanan yang mudah larut. Bila dimakan atau dijus dengan dagingnya, maka akan bermanfaat sebagai pembersih racun dalam tubuh. Salah satu kendala untuk produksi jenang apel adalah masa kadaluarsanya yang hanya tiga bulan, berbeda dengan sari apel yang bisa tahan hingga satu tahun. Apalagi karena lebih mengutamakan kualitas, maka bahan pengawet yang digunakan kadarnya juga sangat kecil.
·         Cuka Apel
Cara yang lebih baik untuk mendapatkan tambahan vitamin C atau vitamin lainnya adalah dengan meminum sari buah asli, disamping itu sebagian besar buah-buahan juga mengandung karotin yang kemudian diubah menjadi vitamin A dalam tubuh, vitamin B serta mineral. Demikian pula dengan apel, manfaat buahnya tidak hanya dalam keadaan segar, ketika diolah menjadi minuman, apel tetap memberi khasiat.
Manfaat dari apel bisa dalam bentuk cuka. Produk cuka ini telah terbukti bermanfaat sebagai bahan untuk terapi misalnya kegemukan. Cuka apel juga bisa mengatasi rambut rontok yang disebabkan karena jaringan atau akar rambut kekurangan garam atau mineral seperti potasium, oleh karenanya cuka apel yang mengandung potasium serta vitamin esensal yang lain akan mengembalikan keseimbangan alami dan mensuplai kekurangan mineral yang dibutuhkan oleh rambut. Mencegah rambut rontok dan menumbuhkan rambut secara tepat dan tebal, dibutuhkan waktu kurang lebih dua bulan, (Anonymoush, 2012).

DAFTAR PUSTAKA
Anonymousa. 2012. Mengenal Apel Sebagai Sebuah Peluang Usaha. http://binaukm.com/2011/05/mengenal-apel-sebagai-sebuah-peluang-usaha/ Diakses pada tanggal 25 Februari 2012
Anonymousb. 2012. Klasifikasi Apel. http:/www.plantamor.com /  Diakses pada tanggal 25 Februari 2012
Anonymousc. 2012. Menanam Apel. http://blog.ub.ac.id/faraca/2012/01/09/tips-menanam-apel/ Diakses pada tanggal 25 Februari 2012
Anonymousd. 2012. Syarat Tumbuh Apel. http://binaukm.com/2011/05/persyaratan-tumbuh-budidaya-apel/ Diakses pada tanggal 25 Februari 2012
Anonymouse. 2012. Cara Budidaya Apel. http://www.anneahira.com/apel.htm  Diakses pada tanggal 25 Februari 2012
Anonymousf. 2012. Pascapanen Apel. http://tekhnologi-hasil-pertanian.blogspot.com/2008/08/apel-kupasan-berwarna-coklat.html Diakses pada tanggal 25 Februari 2012
Anonymousg. 2012. Hama Penyakit Apel. http://binaukm.com/2011/05/hama-dan-penyakit-tanamam-apel/ Diakses pada tanggal 25 Februari 2012
Anonymoush. 2012. Produk Olahan Apel. http://www.eastjava.com/tourism/batu/ina/special-food.html Diakses pada tanggal 25 Februari 2012

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanaman C3, C4, dan CAM

Berdasarkan tipe fotosintesis, tumbuhan dibagi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu C3, C4, dan CAM ( crassulacean acid metabolism ). Tumbuhan C4 dan CAM lebih adaptif di daerah panas dan kering dibandingkan dengan tumbuhan C3. Namun tanaman C3 lebih adaptif pada kondisi kandungan CO 2 atmosfer tinggi. Sebagian besar tanaman pertanian, seperti gandum, kentang, kedelai, kacang-kacangan, dan kapas merupakan tanaman dari kelompok C3. Tanaman C3 dan C4 dibedakan oleh cara mereka mengikat CO2 dari atmosfir dan produk awal yang dihasilkan dari proses assimilasi. Contoh tanaman C3 antara lain : kedelai, kacang tanah, dan kentang, sedangkan contoh tanaman C4 adalah jagung, sorgum dan tebu.

Membuat Yoghurt di Rumah

Assalamualaikum, kali ini saya akan berbagi cara membuat yoghurt yang mudah dan murah di rumah. Langsung saja beri tahu caranya. Pertama, kita siapkan bahan dan alat yang digunakan: - susu UHT - bibit yoghurt - wadah plastik dengan tutup - pengaduk / sendok Langkah pembuatan: 1. campurkan satu cup bibit yoghurt dengan satu liter susu 2. aduk rata lalu tutup rapat 3.  simpan selama 8-10 jam ditempat tertutup dan terhidar dari sinar matahari

Jerawat kabur = Clean & Clear essentials foaming facial wash ^^

Kali ini aku ingin sedikit bercerita dan berbagi tips masalah kulit berminyak. Perlu diketahui kalo kulit berminyak rentan ditumbuhi jerawat dan komedo, sehingga kurang sedap dipandang :p.. Kulit pria umumnya lebih berminyak daripada wanita. Dan kulitku ini termasuk jenis kulit yg...... berminyak T_T. Sudah berbagai macam produk facial wash aku coba tapi hasilnya kurang memuaskan :( Once upon a time, aku jalan-jalan ke suatu supermarket dan melihat produk Clean & Clear . Waktu itu aku ragu untuk membelinya (sudah hopeless untuk produk pencuci muka). Tapi berhubung sabun pencuci mukaku di rumah udah habis, so terpaksa harus beli deh. Untuk kesekiankalinya aku coba ganti produk (lagi-lagi).. dan pilihan jatuh kepada..... *taraaaaaa* >>  Clean & Clear essentials foaming facial wash :) Setelah tiga hari pemakaian sudah terasa hasilnya (dua kali sehari, pagi dan sore), kulit mukaku jadi lebih cerah, minyak jauh sangat berkurang, dan jerawat mengering. Awalnya masih gak